ATHENS (ISTANBUL II): LIVERPOOL vs AC MILAN
Inilah pertandingan pamungkas, pertandingan yang paling dinanti, satu-satunya gelar yang bisa diraih di musim ini...
Athens (Istanbul II): LIVERPOOL vs AC Milan
Judul di atas mungkin sangat Liverpoolisme. Ya, karena di Istanbul kita jaya! ...Ya, karena saya dan kita segenap warga forum tercinta ini adalah supporters Liverpool, yang sangat berharap bahwa Athens menjadi Istanbul II...tentu dengan juara yang sama! Sesaat setelah LFC menjuarai FA Cup pada 13 Mei 2006 di musim lalu dengan mengalahkan West Ham, kita sepakat menyebut itu sebagai Istanbul II, karena dari cara merengkuh juara yang memang amat mirip dengan final di Istanbul 25 Mei 2005 silam. Tapi di penghujung musim ini, ternyata, mungkin tidak terpikirkan oleh sebagian dari kita, ternyata kilau daya magis The Big Ears kembali mempertemukan 2 tim yang sama dengan final 2 tahun lalu.
Pertemuan kembali 2 tim yang sangat layak bertemu di final termegah sekelas Champions League. Dalam final ini romantika kejayaan, perjuangan tiada henti, dendam membara, dan hasrat pembuktian yang terngiang dari Istanbul akan sangat tajam terasa. Titik temunya pun, Athens-Greece, tak jauh dari Istanbul-Turkey. Greece (Yunani) adalah negara tetangga Turkey (Turki). Latar belakang sejarah kedua negara pun dihiasi oleh kisah-kisah bersejarah kerajaan dan penguasa-penguasa di dalamnya, di mana romantika kejayaan, perjuangan tiada henti, dendam membara, dan hasrat pembuktian ada di dalamnya.
Sejarah itu tersalin dalam cerita-cerita legendaris kedua negeri yang hubungan bilateralnya hingga saat ini masih kurang harmonis. Hal itu lah yang membuat ide dari beberapa pihak dari kedua negara untuk menjadi tuan rumah bersama dalam menyelenggarakan perhelatan akbar European Cup (seperti Belanda-Belgia di Euro 2000 & Swiss-Austria di Euro 2008 mendatang) ditentang oleh banyak pihak lainnya di kedua negara tsb.
Di luar hubungan politisnya yang simpang-siur, kedua negara sama-sama menyimpan muatan sejarah panjang nan populer dalam kisah peradaban manusia. Begitu halnya dengan 2 tim yang akan saling berhadapan (kembali) dalam final Champions League pada 23 Mei 2007 mendatang. Bukan, bukan di Ataturk Olympic Stadium-Istanbul lagi titik temunya, melainkan di Olympic Stadium-Athens! Kedua tim sama dalam hal sejarah panjang dalam sepakbola.
Berbeda dengan Yunani dan Turki yang kisah kejayaannya seakan jadi kisah manis masa lalu, Liverpool & AC Milan adalah tim yang telah malang melintang dan masih berada di puncak kejayaan antarklub Eropa, terbukti dengan final mendatang yang mempertarungkan keduanya untuk kedua kalinya dalam kurun 3 tahun perhelatan terakhir. Pertarungan akbar ini hanya sempat diputus oleh jeda final musim lalu antara Barcelona & Arsenal di mana akhirnya Barcelona menjadi pemuncak tunggalnya. Pemuncak tunggal tahun lalu tsb telah dilengserkan oleh perjuangan keras Liverpool di perdelapanfinal musim ini. Sedangkan Arsenal telah tumbang oleh PSV Eindhoven, yang di perempatfinal kemudian gugur, juga oleh Liverpool.
Butuh waktu lama dan jari yang berkeringat dengan mengetik untuk memaparkan bagaimana panjangnya sejarah Liverpool & AC Milan, baik di dalam kompetisi domestik maupun di kancah antarklub Eropa seperti halnya Champions League (CL) ini. Itu adalah gambaran betapa kedua klub ini amat-sangat layak untuk akhirnya bertarung merebut gelar di Athens musim ini. Mungkin sebagian dari kita juga sudah hafal di luar kepala prestasi dan pemain-pemain legendaris dari kedua tim.
Dari kancah tertinggi antarklub Eropa ini saja akumulasi jumlah raihan juara keduanya berjumlah 11. Sudah cukup untuk melewati koleksi juara Real Madrid yang masih teratas dalam perhitungan tersebut dengan 9 gelar. Masing-masing, Liverpool 5 gelar, sedangkan AC Milan unggul 1 gelar dengan 6. Final tahun ini adalah final yang ke-7 bagi Liverpool, dan yang ke-11 bagi AC Milan.
Dalam koleksi gelar juara liga utama domestik masing-masing, Liverpool unggul total 1 gelar. Liverpool 18x juara, sedangkan AC Milan 17x juara. Kedua klub pun berhak mengenakan Badge of Honour di kostum masing-masing berkat sudah menjuarai CL sebanyak--minimal--5 kali atau 3x berturut-turut juara seperti Ajax Amsterdam & Bayern Muenchen. Kedua syarat itu dimiliki oleh Real Madrid dengan 5x berturut-turut juara dan total 9 gelar juara.
LIVERPOOL F.C.
Sejak berdiri pada tahun 1892, Liverpool pertama kali meraih gelar tertinggi antar klub Eropa-nya pada 30 tahun lalu, 25 Mei 1977, dengan mengalahkan wakil Jerman, Borussia Moenchengladbach dengan skor 3-1 di Olimpico-Roma. 3 gol Liverpool saat itu disarangkan oleh Terry McDermott, Tommy Smith, dan Phil Neal. Kapten Liverpool yang pertama kali mendapat kehormatan mengangkat tinggi-tinggi The Big Ears ke angkasa adalah Emlyn Hughes (RIP). Pertandingan tsb adalah pertandingan terakhir Kevin Keegan untuk Liverpool, sebelum Keegan pindah ke Hamburg SV.
Setahun kemudian di Wembley, London, 10 Mei 1978, Emlyn kembali mengangkat The Big Ears saat Liverpool mempertahankan gelar kampiun Eropa dengan mengalahkan Club Bruges (Belgia) via gol tunggal Kenny Dalglish. Sempat diselak 2 musim oleh Nottingham Forest (sekarang di Division II) yang menjuarai Champions Cup 1979 & 1980. Pada final 1980, Forest mengalahkan Hamburg SV dengan Keegan-nya. Liverpool kembali meraih juara pada 1981. Di final pada 27 Mei 1981 di Parc des Princes, Paris itu, Liverpool mengalahkan Real Madrid melalui gol tunggal Alan Kennedy 9 menit sebelum pertandingan berakhir.
Kembali ada jeda 2 musim untuk Liverpool kembali merengkuh gelar juara Eropa. 1982, Aston Villa dengan Peter Withe di dalamnya menjuarai musim 1981/82 itu dengan mengalahkan Bayern Muenchen. Setaun kemudian Hamburg SV--yang sudah tanpa Kevin Keegan (saat itu Keegan di Newcastle)--menjadi kampiun dengan mengalahkan Juventus di final. 30 Mei 1984, kembali di Olimpico-Roma, Liverpool meraih juara dengan mengalahkan tuan rumah AS Roma di final melalui adu penalti, di mana dari final dramatis tsb mengalun cerita legendaris The Spaghetti Legs ala Bruce Grobbelaar yang kemudian menjadi inspirasi Carra untuk disukseskan kembali oleh Dudek pada final 2005 di Istanbul.
Satu-satunya final di mana Liverpool gagal memenangkannya adalah saat tragedi Heysel 29 Mei 1985. Setelah tragedi sepakbola sekaligus kemanusiaan di kota Brussel, Belgia, itu terjadi, pertandingan tetap berlangsung namun Liverpool telah terpukul oleh tragedi yang meregangkan 39 nyawa tsb, sehingga sudah tidak fokus untuk meraih gelar yang ke-5. Penalti kontroversial Michel Platini menjadi penentu kemenangan Juventus untuk pertama kalinya menjuarai Eropa.
Penantian panjang 21 tahun berakhir teramat mengharukan dengan Liverpool kembali berjaya menjuarai Eropa pada 25 Mei 2005, tepat 28 tahun setelah gelar pertama di Rome (Roma). Itulah final paling dramatis yang pernah terjadi dalam sejarah sepakbola.
Berikut statistik prestasi Liverpool...
League titles: 18
1900-01, 1905-06, 1921-22, 1922-23, 1946-47, 1963-64, 1965-66, 1972-73, 1975-76, 1976-77, 1978-79, 1979-80, 1981-82, 1982-83, 1983-84, 1985-86, 1987-88, 1989-90
Lancashire League
1892-93
Division Two (Level 2)
1893-94, 1895-96, 1904-05, 1961-62
Cups
FA Cups: 7
1965, 1974, 1986, 1989, 1992, 2001, 2006
League Cups: 7
1981, 1982, 1983, 1984, 1995, 2001, 2003
Community Shields: 15
1964 (shared), 1965 (shared), 1966, 1974, 1976, 1977 (shared), 1979, 1980, 1982, 1986 (shared), 1988, 1989, 1990 (shared), 2001, 2006
Europe
UEFA Cups: 3
1973, 1976, 2001
UEFA Super Cups: 3
1977, 2001, 2005
European Cups and UEFA Champions League:
Winners (5): 1977, 1978, 1981, 1984, 2005
Runners-up (1): 1985
AC Milan
Berdiri pada tahun 1899. Klub mentereng dari kota mode yang merupakan klub ke-2 pengoleksi gelar terbanyak setelah Real Madrid ini pertama kali masuk final tertinggi antar klub Eropa pada tahun 1958, tapi digagalkan oleh Madrid yang pada periode itu menjuarai Champions Cup 5x berturut-turut (1956-1960). Milan baru menjuarai Eropa pada 1963 dengan mengalahkan Benfica, 2-1, pada partai final di Wembley, sekaligus menggagalkan hat-trick Benfica yang menjuarai Eropa pada 1961 & 1962.
AC Milan kembali menjadi juara pada 1969 dengan mengalahkan Ajax, 4-1, di Santiago Bernabeu, Madrid. Kehandalan Trio Belanda di AC Milan menghantarkan AC Milan sempat menjuarai sebanyak 2x berturut-turut, yaitu pada 1989 & 1990. Masing-masing dengan mengalahkan Steaua Bucharest & Benfica di final. Setelah itu Milan 3x berturut-turut tampil di partai puncak.
Pada 1993 gagal karena dijegal oleh Marseille. 1994 kembali juara dengan mengalahkan Barcelona 4-0 pada final yang--seperti final tahun ini--digelar di Athens. Setahun kemudian, 1995, Milan gagal meraih juara untuk ke-6 kalinya sekaligus gagal mempertahankan gelarnya karena disingkirkan Ajax dengan skor 0-1.
Satu dasawarsa lamanya AC Milan tak lagi menggapai final, pada 2003 barulah AC Milan kembali menggapai final, yang digelar di Manchester, dan menjuarainya dengan mengalahkan musuh bebuyutan domestiknya, Juventus, via adu penalti. Dua tahun kemudian, masih gamblang teringat dalam memori, di Istanbul, untuk ke-4 kalinya Milan terjungkal di final. Keunggulan mutlak 3-0 dimentahkan Liverpool menjadi 3-3 untuk kemudian Liverpool meraih gelar juara klub Eropa untuk ke-5 kalinya.
Berikut statistik prestasi AC Milan...
Scudetto (Italian championship)
Winners (17): 1901, 1906, 1907, 1950-51, 1954-55, 1956-57, 1958-59, 1961-62, 1967-68, 1978-79, 1987-88, 1991-92, 1992-93, 1993-94, 1995-96, 1998-99, 2003-04
Serie B (second division)
Winners (2): 1980-81, 1982-83
Coppa Italia (Italian Cup)
Winners (5): 1966-67, 1971-72, 1972-73, 1976-77, 2002-03
Super Coppa di Lega (Italian Super Cup)
Winners (5): 1988, 1992, 1993, 1994, 2005
Cup Winners' Cup
Winners (2): 1967-68, 1972-73
Runners-up (1): 1973-74
European Super Cup
Winners (4): 1989, 1990, 1994, 2003
Runners-up (2): 1973, 1993
World Club Championship (former Intercontinental Cup)
Winners (3): 1969, 1989, 1990
Runners-up (4): 1963, 1993, 1994, 2003
UEFA Champions League (former European Cup)
Winners (6): 1962-63, 1968-69, 1988-89, 1989-90, 1993-94, 2002-03
Runners-up (4): 1957-58, 1992-93, 1994-95, 2004-05
Di Knock-Out Stage, Liverpool & AC Milan mengalahkan klub-klub dengan reputasi hebat maupun yang sedang naik daun. Liverpool mengalahkan juara bertahan Barcelona [juara CL 2x (1992 & 2006)] di perdelapanfinal, menundukkan PSV Eindhoven [juara CL 1x (1988)] di perempatfinal, dan menyingkirkan Chelsea (juara CL 0x) di semifinal. Sedangkan AC Milan mengalahkan Glasgow Celtic [juara CL 1x (1967)] di perdelapanfinal, menundukkan Bayern Muenchen [juara CL 4x (1974, 1975, 1976, dan 2001)], dan menyingkirkan Manchester Utd [juara CL 2x (1968 & 1999)] di semifinal.
Dari segi pemain, kedua tim bermaterikan pemain-pemain berkualitas dan sarat pengalaman di pertandingan level tinggi dengan pressure tinggi pula. Akan ada pertarungan dua kiper handal berambut minim, Pepe Reina vs Dida. Tembok kokoh Jamie Carragher vs oportunistis Pippo Inzaghi/Alberto Gillardino. Komposer harmonisasi ritme permainan serta pematah serangan lawan ala Xabi Alonso/Javier Mascherano vs kehandalan talenta alam Kaka dan pengalaman segudang Clarence Seedorf. Adu urat syaraf, otot, dan intelegensia 2G bernomor 8: Gerrard vs Gattuso. Kinerja keras tanpa kendur ala Dirk Kuyt vs ketajaman visi Andrea Pirlo. Dan gemulai mematikan ala Peter Crouch vs mesin tua yang belum berkarat ala Paolo Maldini & Alessandro Nesta. Di luar nama-nama yang telah disebut, jelas masih banyak lagi nama-nama dengan kemampuan handal yang pantas tampil di pertandingan termegah tahun ini.
Kedua kesebelasan akan bertanding dengan kostum yang bagi masing-masing pihak dianggap mempunyai mitos baik dalam kejayaan di kancah Eropa. Dalam 5 trofinya terdahulu Liverpool selalu menggunakan kostum warna merah saat juara, dan lebih khusus lagi dalam 5x menjadi juara tersebut Livepool selalu menang melawan tim dengan kostum warna putih (kostum mitos baik AC Milan yang kembali dipilih dan akan digunakan AC Milan di partai final di Olympic Stadium-Athens esok). Liverpool pernah kalah di final saat mengenakan kostum kebesarannya warna merah yaitu pada tahun 1985, saat tragedi Heysel, tapi saat itu lawan yang dihadapi, Juventus, tidak mengenakan kostum putih, melainkan putih dengan strip vertikal hitam.
Bagi AC Milan, kepercayaan pada mitos ini tidak selamanya benar dari sisi sejarah. Pada tahun 1995 saat mengenakan kostum putihnya AC Milan ditundukkan Ajax 0-1. 10 tahun kemudian, 2005, saat di final Istanbul nan termasyhur itu, sama kita ingat, AC Milan dengan kostum putihnya dikalahkan Liverpool.
Semoga dahsyatnya pertarungan meraih tiket final pada leg 2 di Anfield antara Liverpool vs Chelsea dan AC Milan vs Manchester Utd tidak lebih dahsyat dari pada pertarungan final di Athens 23 Mei 2007 mendatang. Kita harapkan sebuah sajian klimaks yang --walau mungkin saja tidak akan melebihi dahsyatnya Istanbul 2005--layak dikenang sebagai partai klasik, pertandingan yang juga selalu dikenang manis dalam sejarah, khususnya dalam sejarah Liverpool FC.
Akan terlalu panjang yang akan saya ketik di sini untuk do'a bagi kejayaan tim yang sama kita cintai, LIVERPOOL F.C.! ......Mari satukan prediksi, optimisme obyektif, harapan, dan do'a kita semua di sini. Di Olympic Stadium-Athens The 12th Men akan kembali jadi faktor penting dalam perjuangan Liverpool meraih bintang yang ke-6 untuk menyamai raihan bintang sekaligus mengalahkan tim sarat talenta dan pengalaman, AC Milan. Amiiiiiin. And...We're, BIG REDS! , are The 12th Men of LIVERPOOL F.C.!!
By: redianfield (Mod of BIG REDS Forum)
source: http://www.big-reds.org/forum/viewto...=asc&star t=0
Athens (Istanbul II): LIVERPOOL vs AC Milan
Judul di atas mungkin sangat Liverpoolisme. Ya, karena di Istanbul kita jaya! ...Ya, karena saya dan kita segenap warga forum tercinta ini adalah supporters Liverpool, yang sangat berharap bahwa Athens menjadi Istanbul II...tentu dengan juara yang sama! Sesaat setelah LFC menjuarai FA Cup pada 13 Mei 2006 di musim lalu dengan mengalahkan West Ham, kita sepakat menyebut itu sebagai Istanbul II, karena dari cara merengkuh juara yang memang amat mirip dengan final di Istanbul 25 Mei 2005 silam. Tapi di penghujung musim ini, ternyata, mungkin tidak terpikirkan oleh sebagian dari kita, ternyata kilau daya magis The Big Ears kembali mempertemukan 2 tim yang sama dengan final 2 tahun lalu.
Pertemuan kembali 2 tim yang sangat layak bertemu di final termegah sekelas Champions League. Dalam final ini romantika kejayaan, perjuangan tiada henti, dendam membara, dan hasrat pembuktian yang terngiang dari Istanbul akan sangat tajam terasa. Titik temunya pun, Athens-Greece, tak jauh dari Istanbul-Turkey. Greece (Yunani) adalah negara tetangga Turkey (Turki). Latar belakang sejarah kedua negara pun dihiasi oleh kisah-kisah bersejarah kerajaan dan penguasa-penguasa di dalamnya, di mana romantika kejayaan, perjuangan tiada henti, dendam membara, dan hasrat pembuktian ada di dalamnya.
Sejarah itu tersalin dalam cerita-cerita legendaris kedua negeri yang hubungan bilateralnya hingga saat ini masih kurang harmonis. Hal itu lah yang membuat ide dari beberapa pihak dari kedua negara untuk menjadi tuan rumah bersama dalam menyelenggarakan perhelatan akbar European Cup (seperti Belanda-Belgia di Euro 2000 & Swiss-Austria di Euro 2008 mendatang) ditentang oleh banyak pihak lainnya di kedua negara tsb.
Di luar hubungan politisnya yang simpang-siur, kedua negara sama-sama menyimpan muatan sejarah panjang nan populer dalam kisah peradaban manusia. Begitu halnya dengan 2 tim yang akan saling berhadapan (kembali) dalam final Champions League pada 23 Mei 2007 mendatang. Bukan, bukan di Ataturk Olympic Stadium-Istanbul lagi titik temunya, melainkan di Olympic Stadium-Athens! Kedua tim sama dalam hal sejarah panjang dalam sepakbola.
Berbeda dengan Yunani dan Turki yang kisah kejayaannya seakan jadi kisah manis masa lalu, Liverpool & AC Milan adalah tim yang telah malang melintang dan masih berada di puncak kejayaan antarklub Eropa, terbukti dengan final mendatang yang mempertarungkan keduanya untuk kedua kalinya dalam kurun 3 tahun perhelatan terakhir. Pertarungan akbar ini hanya sempat diputus oleh jeda final musim lalu antara Barcelona & Arsenal di mana akhirnya Barcelona menjadi pemuncak tunggalnya. Pemuncak tunggal tahun lalu tsb telah dilengserkan oleh perjuangan keras Liverpool di perdelapanfinal musim ini. Sedangkan Arsenal telah tumbang oleh PSV Eindhoven, yang di perempatfinal kemudian gugur, juga oleh Liverpool.
Butuh waktu lama dan jari yang berkeringat dengan mengetik untuk memaparkan bagaimana panjangnya sejarah Liverpool & AC Milan, baik di dalam kompetisi domestik maupun di kancah antarklub Eropa seperti halnya Champions League (CL) ini. Itu adalah gambaran betapa kedua klub ini amat-sangat layak untuk akhirnya bertarung merebut gelar di Athens musim ini. Mungkin sebagian dari kita juga sudah hafal di luar kepala prestasi dan pemain-pemain legendaris dari kedua tim.
Dari kancah tertinggi antarklub Eropa ini saja akumulasi jumlah raihan juara keduanya berjumlah 11. Sudah cukup untuk melewati koleksi juara Real Madrid yang masih teratas dalam perhitungan tersebut dengan 9 gelar. Masing-masing, Liverpool 5 gelar, sedangkan AC Milan unggul 1 gelar dengan 6. Final tahun ini adalah final yang ke-7 bagi Liverpool, dan yang ke-11 bagi AC Milan.
Dalam koleksi gelar juara liga utama domestik masing-masing, Liverpool unggul total 1 gelar. Liverpool 18x juara, sedangkan AC Milan 17x juara. Kedua klub pun berhak mengenakan Badge of Honour di kostum masing-masing berkat sudah menjuarai CL sebanyak--minimal--5 kali atau 3x berturut-turut juara seperti Ajax Amsterdam & Bayern Muenchen. Kedua syarat itu dimiliki oleh Real Madrid dengan 5x berturut-turut juara dan total 9 gelar juara.
LIVERPOOL F.C.
Sejak berdiri pada tahun 1892, Liverpool pertama kali meraih gelar tertinggi antar klub Eropa-nya pada 30 tahun lalu, 25 Mei 1977, dengan mengalahkan wakil Jerman, Borussia Moenchengladbach dengan skor 3-1 di Olimpico-Roma. 3 gol Liverpool saat itu disarangkan oleh Terry McDermott, Tommy Smith, dan Phil Neal. Kapten Liverpool yang pertama kali mendapat kehormatan mengangkat tinggi-tinggi The Big Ears ke angkasa adalah Emlyn Hughes (RIP). Pertandingan tsb adalah pertandingan terakhir Kevin Keegan untuk Liverpool, sebelum Keegan pindah ke Hamburg SV.
Setahun kemudian di Wembley, London, 10 Mei 1978, Emlyn kembali mengangkat The Big Ears saat Liverpool mempertahankan gelar kampiun Eropa dengan mengalahkan Club Bruges (Belgia) via gol tunggal Kenny Dalglish. Sempat diselak 2 musim oleh Nottingham Forest (sekarang di Division II) yang menjuarai Champions Cup 1979 & 1980. Pada final 1980, Forest mengalahkan Hamburg SV dengan Keegan-nya. Liverpool kembali meraih juara pada 1981. Di final pada 27 Mei 1981 di Parc des Princes, Paris itu, Liverpool mengalahkan Real Madrid melalui gol tunggal Alan Kennedy 9 menit sebelum pertandingan berakhir.
Kembali ada jeda 2 musim untuk Liverpool kembali merengkuh gelar juara Eropa. 1982, Aston Villa dengan Peter Withe di dalamnya menjuarai musim 1981/82 itu dengan mengalahkan Bayern Muenchen. Setaun kemudian Hamburg SV--yang sudah tanpa Kevin Keegan (saat itu Keegan di Newcastle)--menjadi kampiun dengan mengalahkan Juventus di final. 30 Mei 1984, kembali di Olimpico-Roma, Liverpool meraih juara dengan mengalahkan tuan rumah AS Roma di final melalui adu penalti, di mana dari final dramatis tsb mengalun cerita legendaris The Spaghetti Legs ala Bruce Grobbelaar yang kemudian menjadi inspirasi Carra untuk disukseskan kembali oleh Dudek pada final 2005 di Istanbul.
Satu-satunya final di mana Liverpool gagal memenangkannya adalah saat tragedi Heysel 29 Mei 1985. Setelah tragedi sepakbola sekaligus kemanusiaan di kota Brussel, Belgia, itu terjadi, pertandingan tetap berlangsung namun Liverpool telah terpukul oleh tragedi yang meregangkan 39 nyawa tsb, sehingga sudah tidak fokus untuk meraih gelar yang ke-5. Penalti kontroversial Michel Platini menjadi penentu kemenangan Juventus untuk pertama kalinya menjuarai Eropa.
Penantian panjang 21 tahun berakhir teramat mengharukan dengan Liverpool kembali berjaya menjuarai Eropa pada 25 Mei 2005, tepat 28 tahun setelah gelar pertama di Rome (Roma). Itulah final paling dramatis yang pernah terjadi dalam sejarah sepakbola.
Berikut statistik prestasi Liverpool...
League titles: 18
1900-01, 1905-06, 1921-22, 1922-23, 1946-47, 1963-64, 1965-66, 1972-73, 1975-76, 1976-77, 1978-79, 1979-80, 1981-82, 1982-83, 1983-84, 1985-86, 1987-88, 1989-90
Lancashire League
1892-93
Division Two (Level 2)
1893-94, 1895-96, 1904-05, 1961-62
Cups
FA Cups: 7
1965, 1974, 1986, 1989, 1992, 2001, 2006
League Cups: 7
1981, 1982, 1983, 1984, 1995, 2001, 2003
Community Shields: 15
1964 (shared), 1965 (shared), 1966, 1974, 1976, 1977 (shared), 1979, 1980, 1982, 1986 (shared), 1988, 1989, 1990 (shared), 2001, 2006
Europe
UEFA Cups: 3
1973, 1976, 2001
UEFA Super Cups: 3
1977, 2001, 2005
European Cups and UEFA Champions League:
Winners (5): 1977, 1978, 1981, 1984, 2005
Runners-up (1): 1985
AC Milan
Berdiri pada tahun 1899. Klub mentereng dari kota mode yang merupakan klub ke-2 pengoleksi gelar terbanyak setelah Real Madrid ini pertama kali masuk final tertinggi antar klub Eropa pada tahun 1958, tapi digagalkan oleh Madrid yang pada periode itu menjuarai Champions Cup 5x berturut-turut (1956-1960). Milan baru menjuarai Eropa pada 1963 dengan mengalahkan Benfica, 2-1, pada partai final di Wembley, sekaligus menggagalkan hat-trick Benfica yang menjuarai Eropa pada 1961 & 1962.
AC Milan kembali menjadi juara pada 1969 dengan mengalahkan Ajax, 4-1, di Santiago Bernabeu, Madrid. Kehandalan Trio Belanda di AC Milan menghantarkan AC Milan sempat menjuarai sebanyak 2x berturut-turut, yaitu pada 1989 & 1990. Masing-masing dengan mengalahkan Steaua Bucharest & Benfica di final. Setelah itu Milan 3x berturut-turut tampil di partai puncak.
Pada 1993 gagal karena dijegal oleh Marseille. 1994 kembali juara dengan mengalahkan Barcelona 4-0 pada final yang--seperti final tahun ini--digelar di Athens. Setahun kemudian, 1995, Milan gagal meraih juara untuk ke-6 kalinya sekaligus gagal mempertahankan gelarnya karena disingkirkan Ajax dengan skor 0-1.
Satu dasawarsa lamanya AC Milan tak lagi menggapai final, pada 2003 barulah AC Milan kembali menggapai final, yang digelar di Manchester, dan menjuarainya dengan mengalahkan musuh bebuyutan domestiknya, Juventus, via adu penalti. Dua tahun kemudian, masih gamblang teringat dalam memori, di Istanbul, untuk ke-4 kalinya Milan terjungkal di final. Keunggulan mutlak 3-0 dimentahkan Liverpool menjadi 3-3 untuk kemudian Liverpool meraih gelar juara klub Eropa untuk ke-5 kalinya.
Berikut statistik prestasi AC Milan...
Scudetto (Italian championship)
Winners (17): 1901, 1906, 1907, 1950-51, 1954-55, 1956-57, 1958-59, 1961-62, 1967-68, 1978-79, 1987-88, 1991-92, 1992-93, 1993-94, 1995-96, 1998-99, 2003-04
Serie B (second division)
Winners (2): 1980-81, 1982-83
Coppa Italia (Italian Cup)
Winners (5): 1966-67, 1971-72, 1972-73, 1976-77, 2002-03
Super Coppa di Lega (Italian Super Cup)
Winners (5): 1988, 1992, 1993, 1994, 2005
Cup Winners' Cup
Winners (2): 1967-68, 1972-73
Runners-up (1): 1973-74
European Super Cup
Winners (4): 1989, 1990, 1994, 2003
Runners-up (2): 1973, 1993
World Club Championship (former Intercontinental Cup)
Winners (3): 1969, 1989, 1990
Runners-up (4): 1963, 1993, 1994, 2003
UEFA Champions League (former European Cup)
Winners (6): 1962-63, 1968-69, 1988-89, 1989-90, 1993-94, 2002-03
Runners-up (4): 1957-58, 1992-93, 1994-95, 2004-05
Di Knock-Out Stage, Liverpool & AC Milan mengalahkan klub-klub dengan reputasi hebat maupun yang sedang naik daun. Liverpool mengalahkan juara bertahan Barcelona [juara CL 2x (1992 & 2006)] di perdelapanfinal, menundukkan PSV Eindhoven [juara CL 1x (1988)] di perempatfinal, dan menyingkirkan Chelsea (juara CL 0x) di semifinal. Sedangkan AC Milan mengalahkan Glasgow Celtic [juara CL 1x (1967)] di perdelapanfinal, menundukkan Bayern Muenchen [juara CL 4x (1974, 1975, 1976, dan 2001)], dan menyingkirkan Manchester Utd [juara CL 2x (1968 & 1999)] di semifinal.
Dari segi pemain, kedua tim bermaterikan pemain-pemain berkualitas dan sarat pengalaman di pertandingan level tinggi dengan pressure tinggi pula. Akan ada pertarungan dua kiper handal berambut minim, Pepe Reina vs Dida. Tembok kokoh Jamie Carragher vs oportunistis Pippo Inzaghi/Alberto Gillardino. Komposer harmonisasi ritme permainan serta pematah serangan lawan ala Xabi Alonso/Javier Mascherano vs kehandalan talenta alam Kaka dan pengalaman segudang Clarence Seedorf. Adu urat syaraf, otot, dan intelegensia 2G bernomor 8: Gerrard vs Gattuso. Kinerja keras tanpa kendur ala Dirk Kuyt vs ketajaman visi Andrea Pirlo. Dan gemulai mematikan ala Peter Crouch vs mesin tua yang belum berkarat ala Paolo Maldini & Alessandro Nesta. Di luar nama-nama yang telah disebut, jelas masih banyak lagi nama-nama dengan kemampuan handal yang pantas tampil di pertandingan termegah tahun ini.
Kedua kesebelasan akan bertanding dengan kostum yang bagi masing-masing pihak dianggap mempunyai mitos baik dalam kejayaan di kancah Eropa. Dalam 5 trofinya terdahulu Liverpool selalu menggunakan kostum warna merah saat juara, dan lebih khusus lagi dalam 5x menjadi juara tersebut Livepool selalu menang melawan tim dengan kostum warna putih (kostum mitos baik AC Milan yang kembali dipilih dan akan digunakan AC Milan di partai final di Olympic Stadium-Athens esok). Liverpool pernah kalah di final saat mengenakan kostum kebesarannya warna merah yaitu pada tahun 1985, saat tragedi Heysel, tapi saat itu lawan yang dihadapi, Juventus, tidak mengenakan kostum putih, melainkan putih dengan strip vertikal hitam.
Bagi AC Milan, kepercayaan pada mitos ini tidak selamanya benar dari sisi sejarah. Pada tahun 1995 saat mengenakan kostum putihnya AC Milan ditundukkan Ajax 0-1. 10 tahun kemudian, 2005, saat di final Istanbul nan termasyhur itu, sama kita ingat, AC Milan dengan kostum putihnya dikalahkan Liverpool.
Semoga dahsyatnya pertarungan meraih tiket final pada leg 2 di Anfield antara Liverpool vs Chelsea dan AC Milan vs Manchester Utd tidak lebih dahsyat dari pada pertarungan final di Athens 23 Mei 2007 mendatang. Kita harapkan sebuah sajian klimaks yang --walau mungkin saja tidak akan melebihi dahsyatnya Istanbul 2005--layak dikenang sebagai partai klasik, pertandingan yang juga selalu dikenang manis dalam sejarah, khususnya dalam sejarah Liverpool FC.
Akan terlalu panjang yang akan saya ketik di sini untuk do'a bagi kejayaan tim yang sama kita cintai, LIVERPOOL F.C.! ......Mari satukan prediksi, optimisme obyektif, harapan, dan do'a kita semua di sini. Di Olympic Stadium-Athens The 12th Men akan kembali jadi faktor penting dalam perjuangan Liverpool meraih bintang yang ke-6 untuk menyamai raihan bintang sekaligus mengalahkan tim sarat talenta dan pengalaman, AC Milan. Amiiiiiin. And...We're, BIG REDS! , are The 12th Men of LIVERPOOL F.C.!!
By: redianfield (Mod of BIG REDS Forum)
source: http://www.big-reds.org/forum/viewto...=asc&star t=0
No comments:
Post a Comment